Alkisah,suatu ketika Nabi Ayub as diuji oleh Allah.
Hartanya yang
berupa peternakan dan perkebunan itu ludes terbakar.Tetapi Ayub tetap sabar
karena merasa harta benda yang dimilikinya itu adalah titipan.Dia ikhlas
melepaskan jika Allah menghendaki.namun istri-istrinya banyak yang mengeluh
.Hanya salah seorang istrinya yang bernama
Sarah,ia mempunyai pikiran yang sejalan dengan suaminya.
Tak lama setelah
musibah itu menimpa,disusul dengan peristiwa yang sangat menyedihkan.
Semua anak-anak Ayub mati tertimpa tiang rumah
sodaranya.Ketika itu mereka sedang makan malam dan angin meniup kencang dan
merobohkannya.Tetapi Ayub menghadapinya dengan sabar.
Padahal para pengikutnya yang beriman merasa bersedih melihat
kejadian yang bertubi-tubi itu.
Menyusul
kejadian itu,Ayub jatuh sakit.Semakin lama tubuhnya semakin kurus.Melihat
suaminya yang demikian itu,Sarah ikut perihatin.Wanita itu
khawatir,jangan-jangan Ayub bersedih hati karena cobaan tersebut.
‘’Tubuhmu semakin lama semakin kurus dan
kurang semangat.Apakah engkau bersedih memikirkan kejadian yang menimpa rumah
tangga kita?’’tegur Sarah suatu ketika.
‘’Tidak.Musibah
yang terjadi merupakan ujian.Harta dan anak-anak adalah titipan.Jika Allah
menghendaki,maka aku harus ikhlas melepaskannya,;;jawab Ayub.
‘’Tetapi
engkau semakin kurus.Apa yang kau pikirkan,wahai suamiku?’’
‘’Aku tidak
memikirkan apa-apa.Tetapi akhir-akhir ini aku merasa ada perubahan di
tubuhku.Mungkinkah aku terkena penyakit?’’kata Ayub.
Semakin lama
penyakit Ayub semakin parah .Kulitnya melepuh kemudian pecah mengeluarkan air
berbau busuk.Luka-lukanya tak bias sembuh.Semakin hari semakin
menyedihkan.Luka-luka di tubuhnya mengeluarkan bau yang sangat anyir.Bahkan
luka-luka tersbut keluar nanah dan ulat.
Istri-istri
Ayub menjadi tak tahan.Kemudian mereka meminta cerai dan meninggalkan suaminya.
Sikap yang demikian itu menandakan mereka mereka tidak setia
kepada Ayub.Meskipun demikian,Ayub tetap sabar dan menceraikan merek.Hanya
seorang istri yang sangat setia dan tidak mau meninggalkan Ayub.Dia adalah
Sarah.
Wanita itu rajin sekali merawat suaminya dan menemaninya
dengan setia.
Cobaan yang
ditimpakan kepada Ayub tidaklah berhenti sampai di situ.Tetapi terus berlanjut.
Umatnya satu demi satu meninggalkan dirinya.Bahkan yang
lebih menyedihkan orang-orang di kota di
kota itu mengusir Ayub.
Dengan alas an takut tertular penyakitnya.
Dengan
tertatih-tatih Sarah membimbing suaminya pergi keluar kota,menjauhi
mereka.Dalam keadaan yang bagaimana pun Sarah berjanji akan setia menemaninya.
Mereka
terus berjalan tanpa tujuan.Secara kebetualan suami istri itu menemukan gubuk
reot.
Mereka berhenti dan menetap disana.Bangunan reot itu
dijadikan sebagai tempat tinggal.Untuk menyambung hidup,Sarah terpaksa harus
bekerja.Wanita itu kemudian diterima untu bekerja di pabrik roti.Setiap hari ia
mendapatkan dua potong roti sebagai ongkos kerjanya.Roti itu dibawa pulang dan
diberikan kepada Ayub yang terbaring lemas di gubuk reotnya.
Tetapi
keadaan itu tidak berlangsung lama.Juragan roti mendengar kalau suami Sarah
menderita penyakit yang menjijkan.Ia khawatir Sarah membawa baksil penyakit
Ayub dan menularkan ke pabriknya.Sarah dipecat dari pekerjaannya.
Hari-hari
setelah itu tak ada lagi bahan makanan.
Ayub semakin lemas.Sementara Sarah menunggui dengan hati
pilu.Ia mencari cara bagaimana mendapatkan roti untuk menyambung hidup mereka.
Akhirnya ia
menemukan akal.Segera Sarah menemui juragannya dan bermaksud meminjam uang.
Tetapi sang juragan menolak .Ia mau memberikan uang jika
Sarah berkenan menjual rambutnya.Sarah memang memiliki rambut yang sangat bagus
dan mungkin paling bagus dari wanita-wanita pada saat itu.
Juragan roti itu mau menukar dua potong
roti dengan rambut Sarah.Apa boleh buat,dengan terpaksa Sarah menjual
rambutnya.Dengan hati pilu,ia relakan rambutnya yang bagus itu dipotong.
Ia lalu pulang membawa dua potong roti.
Tetapi Ayub
tidak malah senang melihat kedatangan istrinya membawa Roti.Nabi Allah itu
kecewa melihat rambut Sarah yang menjadi pendek .Ia menganggap sarah tidak lagi
setia kepadanya.Namun Sarah menjelaskan dengan tulus,semua itu dilakukan demi
kesetiaan kepada suaminya.Ringkas cerita ,Allah kemudian menyembuhkan penyakit
Ayub.Ia menjadi lelaki tampan dan sehat seperti semula.
Kedunya hidup bahagia kembali.
Dari cerita itu
dapatlah dijadikan sebagai teladan.
Betapa besar kesetiaan Sarah kepada suaminya.Padahal istri-istri
Ayub lainnya sudah minta cerai karena tak tahan berdampingan dengan penderita
penyakit menjijikan.Namun Sarah tetap setia merawat Ayub.Itulah cermin wanita
shalihah yang setia kepada suaminya.